- Mau Tau?
- Tentang Aku
- my contacthttp://www.facebook.com/elbasvia.rizkynahar
- 2. . .
- 3. . .
- Templets ku
Kamis, 28 Februari 2013
Diposting oleh
Unknown
di
08.31
JIWA
BISNIS DI USIA MUDA
Berita
tentang sulitnya mencari pekerjaan dewasa ini sudah sangat akrab di telinga
kita. Banyak yang beranggapan mencari pekerjaan bagi “job seeker” di ibukota lebih menjanjikan, sehingga tidak sedikit
mereka hijrah ke ibukota untuk mendapatkan pekerjaan, ironisnya tidak sedikit
pula yang pulang ke kampung halaman dengan tangan hampa atau bahkan tidak
berani pulang ke rumah karena malu dengan orang tua-tetangga dan teman.
Keadaan ini semakin menjadi-jadi dan kian memburuk,
bahkan berita terakhir yang terdengar menjadi pukulan berat bagi para lulusan
S1. Dari beberapa informasi yang saya dapatkan dari beberapa sumber yang cukup
baik kredibilitasnya tingkat pengangguran untuk SDM setingkat S1 mencapai angka
fantastis, kesemuanya melebihi 3 digit yang berarti kondisi lapangan pekerjaan
di Negara kita tercinta ini dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.
Solusi terbaik untuk menghadapi permasalahan hidup ini
adalah mengubah pola pikir kita dari yang awalnya “Job seeker” menjadi mereka
yang disebut “Job Creater” atau yang lebih akrab dengan sebutan “entrepreneur”.
Menjadi seorang entrepreneur memang tidak lah semudah membalikan telapak
tangan, haruslah kita tanamkan pola pikir ini sedini mungkin bagi mereka yang
benar-benar akan menjadi seorang entrepreneur/pengusaha.
Dari fenomena di sekitar saya, banyak sekali mahasiswa
yang memulai karir bisnisnya saat di jenjang kuliah. Seolah-olah hubungan
antara bisnis dengan dunia kampus bisa dikatakan sebagai “Right Choice at the right place and at the right time”, kondisi
lingkungan yang sangat mendukung dan fleksibilitas serta mobilitas mahasiswa
yang terbilang sangat tinggi akan meningkatkan kesempatan untuk menciptakan lapangan
kerja baru dengan berbisnis. Namun tidak sedikit mahasiswa yang kurang berani
mengambil langkah ini, kalau boleh saya katakan mereka cenderung banyak
mempertimbangkan hal-hal yang sifatnya abstrak, sesuatu yang hanya dalam
perkiraan dan belum tentu terjadi bukankah bisa dikatakan abstrak?
Beberapa hal yang menghambat mahasiswa untuk mengambil
keputusan berbisnis dari data yang saya dapat diantaranya :
1.
Permasalahan modal menjadi faktor utama
yang dapat menghambat.
2.
Adanya pikiran-pikiran negatife yang
belum tentu terjadi.
3.
Kekhawatiran mengganggu akademik.
4.
Kemampuan dalam melihat peluang yang
belum matang atau perlu diasah
Kita pasti mengenal –ilmu
bodoh- ala bapak Bob Sadino, banyak
hal yang bisa kita pelajari dari pendapat beliau ini. Sebenarnya ada satu garis
besar dari apa yang disampaikan oleh beliau, inti yang saya tangkap dari
penjelasan beliau adalah jangan pernah NO Action Talk Only, yang
terpenting dari memulai sesuatu adalah aksi kita, jangan terlalu banyak
mempertimbangkan reaksi dari aksi tersebut, karena sangat mungkin sekali
perkiraan anda untuk gagal dalam berbisnis itu salah. Tidak ada rumusan khusus
untuk berbisnis. Saya yakin orang-orang
yang sekarang besar karena bisnis mereka, dulu juga pernah mengalami masa suram, prinsip
berbisnis yang paling utama menurut saya adalah trial and error. Jadi, Masih
merasa ragu untuk memulai bebisnis?
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari
uraian diatas adalah :
1.
Dewasa ini, tidak cukup hanya menjadi “job
seeker” kita harus mempertimbangkan untuk menjadi “job creater”.
2.
Memulai
belajar untuk berbisnis sedini mungkin, apa lagi pada jenjang perkuliahan, akan
sangat banyak peluang-peluang yang bisa kita dapatkan.
3.
Jangan pernah NO Action Talk Only, artinya bertindaklah dan bertindaklah.
4.
Tidak selamanya kita harus
mempertimbangkan sesuatu masak-masak dan mendalam, karena itu dapat menghambat
kreatifitas kita.
5.
Dan yang terakhir ”berbisnis lah seperti anda belum pernah memulainya sama sekali” –Trial and
Error-
Selamat
mencoba berbisnis. . .
Selasa, 26 Februari 2013
Diposting oleh
Unknown
di
08.24
Benarkah
Game hanya berdampak buruk saja? Mungkin kalimat ini akan sedikit kurang nyaman
di telinga bagi teman2 gamer kita. Baik, tulisan saya ini akan mengupas sisi
positif bermain game. Mungkin ada juga yang bertanya “loh mas, hanya sisi positifnya? Gak adil dong. .” ya, saya kusus
kan untuk positifnya saja, karena saya yakin sudah terlalu banyak diluar sana
yang membicarakan tentang sisi negatifnya.
Ternyata
tidak sedikit yang berusaha mencari-cari manfaat dari gaming, terlepas dari
pembenaran diri atau ajang pembuktian akan tetapi sudah menjadi fakta
dikalangan pemburu “manfaat gaming”, bahwa
sadar atau tidak mereka mersakan manfaatnya. Dibawah ini beberapa manfaat
seputar gaming yang saya kutip dari beberapa sumber dan bisa menjadi
pertimbangan pembaca.
Beberapa
peneliti dari University of Rochester di New York, Amerika melakukan riset
mengenai pengaruh positif dari bermain game.Dalam riset tersebut, para gamers
usia antara 18 hingga 23 tahun dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama,
adalah gamer yang dilatih dengan game Medal of Honor (Sebuah game FPS yang
cukup terkenal). Mereka main game ini satu jam tiap hari selama sepuluh hari
berturut-turut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa para pemain game ini memiliki fokus yang lebih terhadap apa yang
terjadi di sekelilingnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang
jarang main game, apalagi yang tidak main sama sekali. Bahkan para gamer ini
juga mampu menguasai beberapa hal dalam waktu yang sama atau multitasking.
Pernyataan
dari seorang pakar sebagai berikut “Hasil
penelitian kami ini juga sangat mengejutkan karena proses belajar lewat main
game ternyata cepat diserap seseorang. Dengan kata lain, game dapat membantu
melatih orang orang yang memiliki problem dalam berkonsentrasi" tegas
Daphne Bavelier, ahli syaraf dari Rochester (sebuah universitas ternama di New
York).
James
Paul Gee, penulis buku "What Video
Games Have to Teach Us About Learning and Literacy", berharap suatu saat
nanti guru-guru dapat melibatkan game dalam tugas murud-muridnya.
“Kalau ilmuwan dan kalangan militer sudah memanfaatkan game sebagai simulasi dan pengajaran, kenapa sekolah tidak melakukan yang sama?”
“Kalau ilmuwan dan kalangan militer sudah memanfaatkan game sebagai simulasi dan pengajaran, kenapa sekolah tidak melakukan yang sama?”
Menurut
Griffiths seorang psikiater ternama di Amerika, game dapat digunakan sebagai pengalih perhatian yang ampuh bagi yang
sedang menjalani perawatan yang menimbulkan rasa sakit, misalnya chemotherapy. Dengan
bermain game, rasa sakit dan pening mereka berkurang, tensi darahnya pun
menurun, dibandingkan dengan mereka yang hanya istirahat setelah diterapi. Game
juga baik untuk fisioterapi pada anak-anak yang mengalami cedera tangan.
Masih
banyak lagi fakta-fakta menarik tentang gaming, bebrapa manfaat singkatnya akan
saya uraiakan sebagai berikut :
·
Ada
banyak video game yang didesain sebagai media terapi, sebagai solusi
penyembuhan untuk orang-orang dengan kebutuhan khusus.
·
Konsep
bahwa gamer adalah anti-sosial terbukti salah. 65 persen gamer bermain
dengan kehadiran temannya secara fisik di sekitar mereka. Misalnya
dengan LAN
·
Video
game dapat membuat anak-anak berusia 4 dan 5 tahun untuk belajar
pengenalan huruf dan pemahaman cerita lebih baik (tentunya pada porsi yang
tepat).
·
Pemain
Call of Duty dan Halo memiliki kemampuan memperhatikan detail dan
mempelajari runtutan kejadian 30-50% lebih baik dibandingkan
mereka yang tidak memainkan game ini.
·
Para
ahli bedah yang sering memainkan game dapat melakukan operasi bedah 27%
lebih cepat dengan tingkat kelalaian 37% lebih rendah.
·
Efek-efek
positif ini hanya bisa didapatkan dengan catatan gamer tidak memainkan game lebih dari 21
jam per minggu.
Kamis, 14 Februari 2013
Pelanggaran
Etiket
Dalam bermasyarakat tentu ada etika
yang mengatur tentang bagaimana bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang
lain. Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan bagaimana kita berinteraksi dengan
orang lain di dunia maya, ada
aturan-aturan tertentu yang membatasi kita secara moral. Sebenarnya ini
bukanlah suatu aturan tertulis akan tetapi untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara personal setidaknya kita harus membatasi apa yang kita
ucapkan-lakukan-dan yang terbaru “apa yang kita posting (terutama di media
soisal)”.
Minggu, 03 Februari 2013
ENTROPI
Entropi banyak dibahas
pada hukum ke 2 termodinamika, bahakan kita bias menyebut hokum ke 2
termodinamika adalah entropi itu sendiri. Jika kita search di google arti kata
entropi maka salah satu situs (artikata.com) akan menjabarkan bahwa entropi
adalah “keseimbangan termodinamis, terutama mengenai perubahan
energi yg hukumnya disebut hukum termodinamika kedua yg menyatakan bahwa semua
energi hanya dapat berpindah dr tempat yg mengandung banyak energi ke tempat yg
kurang mengandung energy”. Referensi lain yang menyebutkan tentang entropi adalah “derajat kekacauan suati system” –saya ambil
dari buku termodinamika oleh JP Holman, terkadang kita juga cukup kesulitan
memahami maksud derajat kekacauan itu sendiri, maka dari itu mari kita bahas
lebihpanjang dibawah disertai ilustrasi-ilustrasi yang semoga dapat mempermudah
pemahaman kita.
Berdasarkan apa
yang saya pelajari dari matakuliah saya (Termodinamika), yang dapat saya
simpulkan dari entropi adalah suatu ketidak
pastian. Saya terkadang juga mengartikannya sebagai batas kemampuan
manusia untuk menentukan nilai dari sesuatu yang sedang diukur sedangkan ketidak
pastian yang saya maksud akan saya ilustrasikan seperti ini.
Mari kita perhatikan gambar berikut,
A B
misalnya kita sedang meneliti
perpindahan molekul dari sitem A ke sistem B, lingkaran besar merupakan system,
dan lingkaran hitam kecil-kecil di dalam lingkaran tersebut adalah molekul, secara
perhitungan dan disertai teori yang ada kita dapat menentukan/memprediksi bahwa
molekul dari system A 8 buah berpindah
ke system B dengan jumlah yang sama 8 buah, namun ternyata setelah diteliti
molekul pada system B hanya berjumlah 6
buah. Tentu saja kedua system berada
pada kondisi ideal dengan mengabaikan factor2
tertentu.
Nah, perbedaan antara hitungan dan praktik
ini bukan berarti ketidak telitian pengamat, namun memang ada satu atau lebih factor
yang tidak bias ditentukan atau dipastikan dan itu merupakan keterbatasan kita
sebagai manusia, nah ketidak pastian itulah menurut pemahaman saya disebut
sebagai entropi. Kalau boleh saya
umpamakan, kita sering menjumpai peristiwa2 yang memiliki prinsip hampir sama
dengan entropi, dalam kegiatan kita sehari2 kita menyebutnya factor X. Biasanya
kita menjumpai entropi memiliki nilai
tertentu, hal ini tidak mengindikasikan bahwa entropi bias ditentukan, akan
tetapi di umpamakan memiliki nilai tertentu sehingga mempermudah kita dalam
penghitungan.
Seperti itulah kurang lebih apa yang
saya ketahui tentang Entropi, bagaimana dengan pendapat anda?
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar: